
BRUSSELS, Belgia (ProAV) — Panggung utama festival musik elektronik terbesar di dunia, Tomorrowland, dilahap api dalam insiden kebakaran hebat pada Rabu malam, hanya sehari sebelum ribuan pengunjung dijadwalkan tiba di DreamVille, area perkemahan festival tersebut. Tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam peristiwa itu, tapi kerusakan besar pada panggung ikonik Orbyx Mainstage memicu gelombang keprihatinan dan dukungan dari industri hiburan global.
Pihak penyelenggara mengonfirmasi bahwa insiden terjadi pada malam 16 Juli 2025, sesaat setelah proses pembangunan akhir panggung utama selesai. “Orbyx Mainstage Tomorrowland Belgium 2025, sebuah karya yang lahir dari passion, imajinasi, dan dedikasi, kini telah tiada,” demikian bunyi pernyataan resmi di situs festival, Kamis pagi.
Panggung lainnya dan fasilitas penunjang tidak terdampak oleh kebakaran ini. Namun kehilangan panggung utama, yang tiap tahun menjadi simbol kemegahan Tomorrowland, menjadi pukulan besar bagi penyelenggara dan komunitas musik elektronik dunia.
Tomorrowland dijadwalkan berlangsung selama dua akhir pekan berturut-turut mulai Jumat, dengan lebih dari 400.000 pengunjung dan 850 pertunjukan di 16 panggung yang berbeda. “Fokus kami sekarang adalah mencari solusi terbaik agar festival tetap bisa berjalan sesuai rencana,” ujar perwakilan panitia dalam pernyataan tertulis. Penyelenggara tengah berupaya keras melakukan penyesuaian logistik serta teknis guna memastikan pengalaman festival tetap aman dan berkesan bagi seluruh artis dan pengunjung.
Industri audio visual global langsung bereaksi atas kabar kebakaran ini. Alexander Pietschmann, CEO Adam Hall Group, menyampaikan simpati dan dukungan penuh kepada tim Tomorrowland. “Ini momen dramatis, bukan hanya untuk festival tapi juga seluruh komunitas live event. Salah satu produksi paling kompleks di dunia terhenti mendadak. Namun jika ada yang mampu bangkit dari musibah, itu adalah kalian,” ujarnya.
Di Inggris, Rob Wilkinson, direktur AVolution, menyoroti pentingnya keselamatan dalam insiden ini. “Yang terpenting adalah tak ada korban. Memasang ulang sistem AV untuk panggung festival sebesar ini dalam dua hari memang berat, tapi bukan mustahil. Kuncinya pada akses alat, kru, dan transportasi cepat,” jelas Wilkinson.
Menurutnya, pengalaman serupa pernah dialami festival lain seperti Glastonbury akibat cuaca ekstrem atau kegagalan teknis. “Yang utama adalah keamanan daya listrik, struktur panggung, suara, dan pencahayaan. Jika Tomorrowland punya hubungan kuat dengan pemasok serta kepemimpinan yang jelas di lapangan, pengganti sementara tetap memungkinkan meski dalam skala raksasa seperti ini.”
Para tim teknis dan mitra pemasok kini bekerja tanpa jeda untuk menyiapkan panggung pengganti atau solusi lain sebelum ribuan pengunjung membanjiri lokasi festival Jumat pagi. Belum ada pengumuman perubahan jadwal artis atau program acara. Kemungkinan pengalihan pertunjukan ke panggung lain atau pengurangan kapasitas sedang dipertimbangkan oleh manajemen.
Tomorrowland telah menjadi salah satu festival musik elektronik paling berpengaruh sejak pertama kali digelar tahun 2005. Setiap edisi menampilkan teknologi panggung mutakhir serta konsep visual spektakuler yang menjadi daya tarik utama jutaan penggemar dari seluruh dunia.
Insiden kebakaran ini menjadi tantangan terbesar dalam sejarah penyelenggaraan Tomorrowland. Namun semangat solidaritas dan kolaborasi lintas industri kini menjadi kunci agar festival tetap berjalan lancar dan selamat.
Festival dijadwalkan berlangsung dua akhir pekan: 18–20 Juli dan 25–27 Juli 2025. Pihak panitia berjanji akan memberikan informasi terbaru seputar perkembangan tahap rekonstruksi dan jadwal acara melalui kanal resmi mereka.
Image source: telegraph.co.uk
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.